KOMPETENSI
PERSONAL DI BIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Berikut
ini terdapat beberapa kompetensi personal yang harus dimiliki oleh aeorang
akuntan yang nantinya akan membentuk karakter akuntan tersebut
1.
Teliti
Angka dan
uang adalah dua hal terpenting dalam akuntansi. Di mana, seorang akuntan harus
bisa menggunakan uang perusahaan secara akuntable atau dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk menjadi akuntan yang handal, cobalah tanamkan pada
diri Anda bahwa tidak teliti bisa menyebabkan masalah dan kegagalan. Dengan
begitu, ketika Anda menjalankan aktivitas bisnis, Anda hanya boleh mengakui
transaksi yang didukung dengan bukti transaksi valid. Yaitu, angka harus sama
persis dengan yang tertera dalam bukti transaksi.
2.
Detail
Untuk
menjadi seorang akuntan yang teliti, berarti Anda juga harus melihat secara
detail. Dalam masalah akuntansi, sifat detail ini terlihat dari bagaimana Anda
mencatat suatu transaksi. Seorang akuntan yang baik, tidak akan mencatat
transaksi secara umum. Misalnya, supplier datang dengan membawa 1 truk
berisi 500 minyak goreng berukuran 2 liter dengan harga Rp7.500.000. Sebagai
seorang akuntan, Anda harus mencatatnya secara detail dengan satuan ukuran
terkecil yaitu 1 minyak ukuran 2 liter = Rp15.000.
3.
Logis
Meski
akuntansi berkaitan dengan angka, tapi akuntansi bukanlah ilmu pasti, di mana
masih bisa menggunakan prinsip dan asumsi. Karakter ini biasanya dibutuhkan
akuntan ketika ingin mengambil keputusan, di mana mereka harus berpikir logis.
Dalam hal mengambil keputusan, seorang akuntan harus melihat bagaimana kondisi
keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan
bisnis, biasanya seorang akuntan adalah orang yang paling banyak menggunakan
logikanya dan tidak mudah menerima hal-hal yang tidak masuk akal.
4.
Terukur
Tugas
utama seorang akuntan dalam bisnis adalah mengukur kinerja perusahaan dari segi
keuangan. Untuk melaksanakan tugas utama ini, seorang akuntan dituntut untuk
berpikir, berbicara, bersikap, dan bertindak dengan terukur. Misalanya, semua
tindakan yang dilakukan akuntan harus berdasarkan fakta dan data, minimal
dengan logika yang terukur. Yaitu, sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
5.
Konsisten
Seorang
akuntan yang baik berarti harus melakukan semua hal secara konsisten, mulai dari
prosedur akuntansi, metode yang digunakan, satuan ukuran, format penyajian, dan
lain sebagainya. Dalam kegiatan bisnis, biasanya seorang akuntan harus
konsisten mengatakan tidak ketika ada seorang karyawan ingin meminta kas bon,
atau ketika menerima permintaan belanja tanpa adanya PO (Purchase Order).
6.
Disiplin
Tanpa ada
kedisiplinan, karakter yang konsisten tidak akan pernah bisa terwujud. Sebagai
akuntan yang baik, Anda juga harus menanamkan sifat disiplin. Di mana, seorang
akuntan tidak boleh menyepelekan data sekecil apapun, taat pada prosedur dan
kebijakan perusahaan serta aturan pemerintah, dan juga taat pada standar dan
kode etik akuntansi. Disiplin dalam akuntansi, berarti juga harus disiplin
waktu saat menyajikan laporan keuangan.
7.
Skeptis
Seorang
akuntan yang baik, Anda tidak boleh percaya informasi dengan mudah tanpa adanya
fakta dan data. Dalam kegiatan bisnis, seorang akuntan juga dituntut untuk
tidak mudah mengatakan ‘iya’. Di mana, standar minimal yang digunakan
akuntan adalah ‘apa iya’? Kemudian kumpulkan data dan lakukan verifikasi
untuk mengubah pertanyaan menjadi jawaban, ‘iya’ atau ‘tidak’.
8.
Jujur
Kejujuran
adalah hal terpenting dalam proses akuntansi. Kejujuran dalam akuntansi berarti
seorang akuntan harus melaporkan kondisi keuangan perusahaan apa adanya dan
tidak ada niat untuk melakukan kecurangan. Seorang akuntan juga harus jujur
mengakui jika ada kesalahan atau terjadi kecurangan dalam keuangan perusahaan
Seorang
akuntan juga perlu memenuhi kemampuan personal. Kemampuan personal tersebut
antara lain sebagai berikut:
1) Personal skills
Kemampuan ini terkait dengan perilaku dan
sika dari sarjana akuntansi profesional. Mengembangkan sikap dan perilaku ini
dapat membantu pembelajaran dan perbaikan individual yang mencakup :
a) Self Management
b) Inisiatif, kemampuan untuk mempengaruhi dan self learning
c) Kemampuan untuk memilih dan membagi prioritas dengan sumber yang
terbatas dan mengelola pekerjaan yang tenggat waktu yang sangat ketat
d) Kemampuan untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan
e) Pertimbangan atas implikasi terhadap professional values, etik dan
perilaku dalam pembuatan keputusan dan
f) Skeptisme profesional
2) Kemampuan Intellektual (Intellectual
Skills)
Intellectual skills terbagi dalam 6 tingkatan, yaitu
pengetahuan (knowledge), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesa
(synthesis) yang menggabungkan pengetahuan dari beberapa bidang, memprediksikan
dan menerik kesimpulan dan evaluasi (evaluation). Hal ini sangat penting bagi
setiap individu agar dapat meraih tingkatan tertinggi pada setiap kualifikasi
yang dibutuhkan
3) Kemampuan Berkomunikasi (Communication Skill)
Communication skill adalah kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan
secara lisan maupun tertulis dengan jelas dan mudah dipahami orang lain.
4) Kemampuan Mengorganisasi (Organization Skill)
Organization skill adalah kemampuan dalam mengorganisasikan atau
mengatur waktu dan mengelola semangat dalam bekerja dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu.